Kamis, 22 Mei 2014

Kagum

Malam itu, dokter menambal sebuah gigi seri saya yang berlubang.
"Gimana rasanya? Sudah enak belum, mbak?" tanya bu dokter memastikan bahwa hasil perapiannya untuk penambalan sinar sudah cukup lumayan.
Saya bergaya menggigit dan merasakan bahwa masih ada yang mengganjal, menggeleng. Dokter itu kembali mengulangi pekerjaannya hingga beberapa saat kemudian, beliau menghela napas panjang.
"Begini ya susahnya menyamai karya Allah, yang hanya diciptakan dengan kun faya kun."
Saya hanya bisa mengangguk menyetujui. Tentu saja, mau bilang apa, lha wong mulut saya sedang menganga lebar, hehehe...
"Saya ini jadi dokter sudah belasan tahun, namun untuk bikin gigi yang mirip dengan gigi asli selalu membutuhkan waktu lama," lanjutnya lagi.
Saya hanya bisa mengiyakan dalam hati. Menjadi dokter merupakan salah satu profesi yang membuat jalan spiritual semakin lekat dengan nama dan keagunganNya. 

Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban
Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar