Jaman biyen (eh, kapan itu ya...),
kalau habis dapat informasi yang dibaca di sebuah laman, yang menarik,
inspiratif, dan sebagainya, hasrat untuk share selalu menggebu-gebu. “Orang-orang
harus tahu nih”. Jaman sekarang, masih mesti mikir dulu, bikin kontroversi ga,
sumber bener ga, penting ga, ya udahlah, dinikmati aja sendiri, kalau ada yang
udah share duluan, monggo aja, nunut baca lebih enak.
Media kan punya ”agama”, jadi
ritual yang harus diikuti ya berbeda-beda satu sama lain. Yang lebih berbahaya lagi
jika kita memiliki sebuah curiosity yang berlebihan yang bisa menuntun kita kemanapun,
yang tiba-tiba tak terduga, hehehe… Lhadalah begitu baca dari sumber lain, ternyata apa yang anda ketahui itu adalah (mungkin) salah dan tak sesuai dengan kenyataan.
So, what should you do then?
Dalam sinkronisasi
informasi itu, pada akhirnya kita memang membutuhkan penguatan dari sumber lain
secara fisik, seperti ahli yang kita temui atau bahkan buku usang yang ternyata
menyimpan berjuta informasi penting. Namun seringkali penyibukan diri oleh
aktivitas beragam, membuat kita sering melakukan jalan pintas, dengan cara
mencari informasi lain, cukup dengan satu jari ;). Kiblatnya memang bisa
berbeda dan itu tergantung dari “kelihaian” kita untuk mencerna mana yang harus
diikuti dan mana yang tidak.
Baca dan
endapkan, cari info lagi, baru nilai. Ada
banyak istilah antara lain seperti media darling, yang bahkan tak akan ditemui
di media cetak sekalipun. Bahkan ketika banyak aliran baru membesar, ada banyak
media yang sebenarnya berperan merawatnya ketika aliran itu masih menjadi
anak-anak.
Saat ini, ga
jelas mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan dalih memberikan fakta, kehadiran
media dengan “agama”nya yang beragam malah membuat semakin ketakutan, kebingungan, kekuatiran. Huaa, kena juga deh, kelekatan sifat gender wanita, yang seringkali jadi target pertama dan utama.
Saking sibuknya
dengan arahan yang ujung-ujungnya ke freemason atau illuminati (hehehe, I was
there too), ada banyak kemungkinan.
Bisa aja memang
konspirasi, yang dilakukan pelan-pelan, agar semua terbiasa dan menganggapnya
wajar atau bahkan guyonan, hingga datanglah gongnya, entah apalah itu.
Bisa juga
sesuatu yang menunggangi nama atau penokohan konspirasi utama, but a completely different one.
Numpang beken aja gitu. Seperti halnya dalam film superhero, selaluuu aja ada
musuh yang harus dibasmi (eh, namanya juga film ya). Bisa aja kan musuhnya ini numpang beken dengan
menantang si superhero. Coba lihat The Incredibles, superhero baru bernama Syndrome muncul, dengan cara menghabisi semua superhero yang pernah ada. Begitu Syndrome sudah dihabisi, muncul lagi yang baru, ga tahu siapa yang kemudian berhasil menjadi everyone's darling.
Bisa juga memang
begitu adanya, tapi karena kebanyakan wacana dari berbagai sumber, akhirnya
yang beneran jadi terkaburkan. Nah lho…
Saking luasnya,
saking banyaknya orang, saking kayanya, saking beragamnya, jadinya kok kita (Indonesia) ini
kayak diadu domba. Jangankan urusan yahudi, urusan pemilu aja bisa saling
sikut-menyikut. Kalo jaman biyen lagi, lihat tipi sambil ngemil. Kalo jaman
sekarang, mantengin hape, sambil ngemil, siapa lagi nih yang rame, rame apaan lagi nih.
Tak ada
tulisan yang murni bebas misi dan bebas nilai, atau bahkan netral. Sebenarnya dari
dulu saya juga males berurusan dengan politik, tapi mau tak mau wajib juga sebagai
warga negara, sebagai bentuk ikhtiar karena semua orang sudah bawa golok,
badik, rencong, samurai, keris, pedang, maksudnya semua tak memiliki senjata
yang sama. Ini bahaya, karena kita tak memiliki superhero, entah itu berupa Google V atau Pandawa Lima.
Baca pada akhirnya
untuk tertawa karena banyak informasi yang simpang siur, dilebih-lebihkan dan
dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Bukan lagi tentang baik dan buruk, benar dan
salah, tapi tentang siapa sih yang berkuasa, paham apa yang ingin diberikannya,
ditanamkannya.
Hati-hati dengan
share ya, lebih baik telaah dulu, kita juga butuh analisa pribadi.
Setuju dengan
seorang teman, "Udaaah, share yang lucu-lucu aja".
gambar dari firstlightonline.co.uk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar