Rabu, 23 April 2014

Well informed, mmm, well conformed?




Jaman biyen (eh, kapan itu ya...), kalau habis dapat informasi yang dibaca di sebuah laman, yang menarik, inspiratif, dan sebagainya, hasrat untuk share selalu menggebu-gebu. “Orang-orang harus tahu nih”. Jaman sekarang, masih mesti mikir dulu, bikin kontroversi ga, sumber bener ga, penting ga, ya udahlah, dinikmati aja sendiri, kalau ada yang udah share duluan, monggo aja, nunut baca lebih enak.  

Media kan punya ”agama”, jadi ritual yang harus diikuti ya berbeda-beda satu sama lain. Yang lebih berbahaya lagi jika kita memiliki sebuah curiosity yang berlebihan yang bisa menuntun kita kemanapun, yang tiba-tiba tak terduga, hehehe… Lhadalah begitu baca dari sumber lain, ternyata apa yang anda ketahui itu adalah (mungkin) salah dan tak sesuai dengan kenyataan. So, what should you do then?

Dalam sinkronisasi informasi itu, pada akhirnya kita memang membutuhkan penguatan dari sumber lain secara fisik, seperti ahli yang kita temui atau bahkan buku usang yang ternyata menyimpan berjuta informasi penting. Namun seringkali penyibukan diri oleh aktivitas beragam, membuat kita sering melakukan jalan pintas, dengan cara mencari informasi lain, cukup dengan satu jari ;). Kiblatnya memang bisa berbeda dan itu tergantung dari “kelihaian” kita untuk mencerna mana yang harus diikuti dan mana yang tidak.

Baca dan endapkan, cari info lagi, baru nilai. Ada banyak istilah antara lain seperti media darling, yang bahkan tak akan ditemui di media cetak sekalipun. Bahkan ketika banyak aliran baru membesar, ada banyak media yang sebenarnya berperan merawatnya ketika aliran itu masih menjadi anak-anak.
 
Saat ini, ga jelas mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan dalih memberikan fakta, kehadiran media dengan “agama”nya yang beragam malah membuat semakin ketakutan, kebingungan, kekuatiran. Huaa, kena juga deh, kelekatan sifat gender wanita, yang seringkali jadi target pertama dan utama.

Saking sibuknya dengan arahan yang ujung-ujungnya ke freemason atau illuminati (hehehe, I was there too), ada banyak kemungkinan.

Bisa aja memang konspirasi, yang dilakukan pelan-pelan, agar semua terbiasa dan menganggapnya wajar atau bahkan guyonan, hingga datanglah gongnya, entah apalah itu.

Bisa juga sesuatu yang menunggangi nama atau penokohan konspirasi utama, but a completely different one. Numpang beken aja gitu. Seperti halnya dalam film superhero, selaluuu aja ada musuh yang harus dibasmi (eh, namanya juga film ya). Bisa aja kan musuhnya ini numpang beken dengan menantang si superhero. Coba lihat The Incredibles, superhero baru bernama Syndrome muncul, dengan cara menghabisi semua superhero yang pernah ada. Begitu Syndrome sudah dihabisi, muncul lagi yang baru, ga tahu siapa yang kemudian berhasil menjadi everyone's darling.   

Bisa juga memang begitu adanya, tapi karena kebanyakan wacana dari berbagai sumber, akhirnya yang beneran jadi terkaburkan. Nah lho…

Saking luasnya, saking banyaknya orang, saking kayanya, saking beragamnya, jadinya kok kita (Indonesia) ini kayak diadu domba. Jangankan urusan yahudi, urusan pemilu aja bisa saling sikut-menyikut. Kalo jaman biyen lagi, lihat tipi sambil ngemil. Kalo jaman sekarang, mantengin hape, sambil ngemil, siapa lagi nih yang rame, rame apaan lagi nih.

Tak ada tulisan yang murni bebas misi dan bebas nilai, atau bahkan netral. Sebenarnya dari dulu saya juga males berurusan dengan politik, tapi mau tak mau wajib juga sebagai warga negara, sebagai bentuk ikhtiar karena semua orang sudah bawa golok, badik, rencong, samurai, keris, pedang, maksudnya semua tak memiliki senjata yang sama. Ini bahaya, karena kita tak memiliki superhero, entah itu berupa Google V atau Pandawa Lima.  

Baca pada akhirnya untuk tertawa karena banyak informasi yang simpang siur, dilebih-lebihkan dan dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Bukan lagi tentang baik dan buruk, benar dan salah, tapi tentang siapa sih yang berkuasa, paham apa yang ingin diberikannya, ditanamkannya.

Hati-hati dengan share ya, lebih baik telaah dulu, kita juga butuh analisa pribadi.
Setuju dengan seorang teman, "Udaaah, share yang lucu-lucu aja". 

gambar dari firstlightonline.co.uk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar